PEMBELAJARAN
AL QUR’AN DI MADRASAH
Makalah ini guna memenuh Mata Kuliah
Pembelajaran Al Qur’an
Yang
diampu oleh Bpk Abdullah Ma’sum, Alh., S.Pd.I

Di Susun oleh :
1. Ahmad Makhrus
2. Taufiqur
Rahman
3. Yuli
Triana
4. Nurul
Hidayati F
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PAI)
FAKULTAS ILMUTARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH WONOSOBO
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci yang
diturunkan Allah kepada nabi muhammad SAW sebagai salah satu ramat yang tidak
ada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu ilahi yang menjadi
petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa saja yang mempercayai dan
mengamalkannya.Al-Qur’an diturunkan agar dibaca, dipelajari dan diamalkan
dalama kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an telah terbukti menjadi pelita yang
agung dalam memimpin manusia mengarungi perjalanan hidupnya. Dan setiap mukmin
yang membaca Al-Qur’an saja sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan
mendapat pahala ganda, sebab yang dibacanya adalah kalam Ilahi.
Mata pelajaran Al-Qur’an adalah bagian adalah bagian dari mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk
memberikan motivasi , bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap
isi yang terkandung dalam Al-Qur’an sehingga dapat dapat diwujudkan dalam
perilaku sehari-hari sebagai wujud iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Belajar Al-Qur’an hendaknya dimulai sedini mungkin dan orangtua yang
berkewajiba untuk mengajarkannya. Berdosalah bagi orangtua apabila anak-anaknya
tidak bisa membaca Al-Qur’an. Tidak ada malu yang paling besar dihadapan Allah
nantinya, apabila anak-anaknya tidak pandai membaca Al-Qur’an. Sebaliknya ada
kegembiraan yang lebih memuncak nantinya, bilamana orangtua menjadikan
anak-anaknya pandai membaca Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an
bagi siswa siswi di Madrasah?
C. Tujuan
a. Mendeskripsikan pelaksanaan membaca Al-Qur’an di Madrasah?
b. Mengetahui metode yang diberikan dalam pelajaran membaca Al-Qur’an?
c. Mengetahui faktor penghambat dan pendukung yang mempengaruhi dalam belajar
membaca Al-Qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mendeskripsikan pelaksanaan membaca Al-Qur’an di Madrasah
Pelaksanaan pembelajaran Al quran di sekolah (madrasah) dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Jika di sekolah (madrasah) tidak tersedia buku-buku iqro’ atau buku dalam
metode-metode lain yang bisa dipegang
oleh siswa, sebaiknya guru menyiapkan alatnya. Papan panel dan papan huruf,
kartu huruf ditulis dengan huruf hijaiyah dengan harakat fathah dahulu.
Misalnya, A Ba Ta Tsa (huruf arab) sampai selesai. Huruf-huruf yang diajarkan
dapat ditempelkan pada papan panel.
Karena jumlah huruf hijaiyah ada 28, maka guru dapat membag waktunnya,
Diusahakan huruf-huruf yang sama motifnya diajarkan dalam waktu yang sama, Misalnya,
ba ta tsa, ja ha kho, da dza, ra za, dan seterusnya. Tetapi ketika mengajarkan
huruf kedua, huruf pertama harus tetap ditanyakan, Begitu juga ketika
mengajarkan huruf ketiga, huruf pertama dan kedua harus tetap disinggung, ini
mengikuti kerja otak, bahwa semakin sering sesuatu dipikirkan, maka semakin
kuat tertambat di dalam ingatan.Untuk hari pertama cukup empat huruf saja yaitu, A Ba Ta Tsa, Ingat pemberian pelajaran sebaiknya menggunakan fragmentasi, tidak
langsung empat huruf, Minimal ada
lima fragmen. Pertama kenalkan huruf “A” (alif berfathah), Tapi guru tidak
perlu menyebutkan itu alif berfathah, Cukup mengatakan “A” saja. Mungkin metode
qiro’ati ini sebagai gambaran dalam pelaksanaan pembelajaran Al quran di
madrasah.
B. Mengetahui metode yang diberikan dalam pembelajaran Al Quran
Metode adalah jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Pada umumnya
pembelajaran membaca Al Qur’an menggunakan metode iqro’. Metode iqro’ adalah
cara mengajar membaca Al Qur’an agar para siswa dapat membaca Al Qur’an dengan
baik dan benar. Metode iqro’ menitikberatkan pada kemampuan membaca pada
permulaan mengajarkan membaca Al Qur’an. Para siswa langsung dikenalkan dengan
bunyi huruf tanpa mengenal nama-nama huruf.
Metode sintesis merupakan salah satu metode dalam pembelajaran baca
tulis Al quran yang dimulai dengan mengenalkan bunyi-bunyi huruf Hijaiyah
kemudian dirangkai menjadi kata dan kalimat. Metode sintesis ini banyak
digunakan oleh lembaga-lembaga pendidikan dalam pembelajaran baca tulis Al
quran di seluruh Indonesia. ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar baca tulis Al quran guru menggunakan metode bunyi-sintesis, yaitu dimulai dengan pengenalan bunyi-bunyi huruf Hijaiyah kemudian dirangkai menjadi kata dan kalimat. Disamping tu guru juga menggunakan dua sistem yaitu, sistem individu (private) dan sistem klasik.
tulis Al quran yang dimulai dengan mengenalkan bunyi-bunyi huruf Hijaiyah
kemudian dirangkai menjadi kata dan kalimat. Metode sintesis ini banyak
digunakan oleh lembaga-lembaga pendidikan dalam pembelajaran baca tulis Al
quran di seluruh Indonesia. ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar baca tulis Al quran guru menggunakan metode bunyi-sintesis, yaitu dimulai dengan pengenalan bunyi-bunyi huruf Hijaiyah kemudian dirangkai menjadi kata dan kalimat. Disamping tu guru juga menggunakan dua sistem yaitu, sistem individu (private) dan sistem klasik.
Metode Al-Bayan menggunakan tingkat usia sekolah
dan jumlah pertemuan sebagai toak ukur pembelajarannya. Sehingga bagi mereka
mempunyai masa pembelajaran yang berbeda. Adapun bagi mereka yang ingin mengajar dan belajar mandiri dengan metode Al-Bayan, cukup menggunakan jilid 4. Dengan
berpegang pada tolak ukur tersebut maka hingga pertemuan terakhir dijamin
asiswa mampu membaca Al Quran dengan lancar, baik, menguasai bacaan
panjang-pendek, bacaan ghunnah dan hukum-hukum panjang (mad).
Metode pembelajaran Al quran dengan
qiroati yaitu dengan cara guru memberikan contoh kemudian siswa menirukannya
sembari menyimak pada kitab qiroati yang telah disediakan.
Untuk menerapkan metode qiroati
di madrasah juga perlu penerapan ilmu tajwid dan ilmu tahsin untuk memperbaiki
kualitas dalam membaca Al quran. Adapun yang dimaksud tajwid dan tahsin yaitu ;
·
Tajwid, yaitu ilmu yang digunakan untuk mengetahui hukum bacaan dalam
membaca Al quran, mencakup tentang makharijul huruf, hukum bacaan nun
mati, mim mati, mad, waqof, dan lain sebagainya
·
Tahsin, yaitu ilmu yang digunakan untuk memperindah suara dalam membaca Al
quran.
Kemudian untuk menunjang pembelajaran Al quran, madrasah juga menerapkan metode tahfidz atau metode
hafalan. Siswa dituntut untuk menghafalkan surat-surat tertentu, terutama surat
yang ada pada juz 30, dan hafalan ini merupakan salah satu syarat untuk
mencapai kelulusan mereka.
Sebenarnya masih banyak metode-metode pembelajaran Al quran yang lain di
madrasah, metode-metode di atas hanya sebagian kecil dari metode pembelajaran
Al quran di madrasah, dan metode yang sudah kita bahas di atas hanya sebagai
contoh (sample) dalam pembelajaran Al quran di madrasah.
C. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi dalam belajar
membaca Al-Qur’an?
Faktor-faktor yang mendukung dalam penerapan metode-metode pembelajaran Al
Quran di madrasah adalah :
1.
Factor internal
Faktor internal adalah sebagai
berikut: SDM dan tingkat pendidikan
guru, keaktifan siswa, dan motivasi dan minat siswa yang tinggi.
guru, keaktifan siswa, dan motivasi dan minat siswa yang tinggi.
2.
Faktor eksternal
Sedangkan faktor pendukung
eksternal adalah dukungan dari lingkungan sosial, dan orang tua yang mau
menitipkan anaknya di madrasah dan membimbing anaknya ketika di rumah, karena
terbatasnya waktu belajar di Madrasah maka perlu adanya latihan secara kontinu
di luar jam pelajaran.
Adapun faktor-faktor yang
menghambat dalam metode pembelajaran Al quran di madrasah adalah :
a.
kurangnya kedisiplinan guru.
Kedisiplinan seorang guru sangatlah penting dalam semua
pembelajaran yang ada di madrasah, ketika guru tidak disiplin maka siswa akan
merasa malas untuk mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut.
b.
kurangnya monitoring atau bimbingan dari orang tua.
Monitoring atau
bimbingan orang tua juga sangat penting, jika orang tua tidak membimbing dan
memantau anaknya maka orang tua tidak akan tahu perkembangan anaknya dalam
pembelajaran Al quran di madrasah.
c.
sarana gedung dan kelas yang kurang memadai.
Sarana gedung yang kurang memadai bisa mengakibatkan
plaksanaan pembelajaran Al quran yang kurang efektif dan kurang kondusif.
Disarankan kepada kepala madrasah
untuk mengupayakan penambahan kelas untuk menciptakan suasana kelas yang
kondusif dan deal. Selain itu Kepala Madrasah hendaknya mengadakan atau
menghimbau guru untuk mengikuti kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi
guru dalam baca tulis Al quran, yaitu dalam bentuk pelatihan-pelatihan, atau
seminar dalam rangka menyusun dan memperbaiki mutu pengajaran Al quran di
madrasah. Dan sehsarusnya guru baca tulis
Al quran selalu berupaya untuk meningkatkan kedsiplinan dalam pembelajaran baca
tulis Al quran, dan menggunakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Sebaiknya
guru juga bisa menggunakan media yang sederhana dan permainan agar siswa lebih
tertarik dan senang untuk belajar baca tulis Al quran serta memperdalam
pengetahuannya dalam pembelajaran baca tulis Al quran.
Penutup
Alhamdulillahi rabbil alamin dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia, serta hidayahnya kepada kita semua
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami, semoga makalah yang sudah kami buat bisa bermanfaat, dan bisa menciptakan
proses pembelajaran Al quran di madrasah lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar